Sabtu, 19 Februari 2011

Hutan Bakau disebut juga Hutan Manggrove (Mangrove forest)

Hutan Bakau disebut juga Hutan Manggrove (Mangrove forest) merupakan hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang umumnya terletak di garis pantai ataupun tepi sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon.


Hutan Bakau
Sungai Bokor Rangsang Barat
Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh.

Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul.

Buah bakau yang panjang
bangdingkan dengan
panjang lengan manusia
Pada usia tertentu, pohon bakau akan menjadi besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total berkisar 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5-2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau. Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 × 7-23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.

Bunga Bakau berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan bakau terjadi sepanjang tahun. Buah bakau memanjang dengan hipokotilnya yang berwarna hijau. Buah berbentuk telur ketika masih putik mirip buah pir yang kecil, dan memanjang mirip tongkat berwarna hijau coklat kotor. Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil.

Anakan Bakau yang baru tumbuh

Perakaran Pohon Bakau


Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau di Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah :

Bakau minyak

Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering pula disebut R. conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan nama bakau tandok, bakau akik, bakau kacang dan lain-lain. Tandanya, dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah daun.

Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya 2 – 3,5 cm. Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan merah pada leher kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil sekitar 18 – 38 cm. Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang jika pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap dan kuat. Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya, seluruh Indonesia, sampai ke Australia tropis dan pulau-pulau di Pasifik.

Bakau kurap

Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam dan lain-lain. Kulit batang hitam, memecah datar.

Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau kecoklatan, 5 – 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang 36 – 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang. Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar luas mulai dari Afrika timur, Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, kepulauan Nusantara, Melanesia dan Mikronesia. Diintroduksi ke Hawaii.

Bakau kecil

Nama ilmiahnya adalah Rhizophora stylosa Griff. Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m.

Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum, kecil-kecil. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm (kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika matang. Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Kegunaan Kayu/Pohon Bakau
Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak.

Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp., sedangkan penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya, hampir-hampir tidak terdengar lagi.

Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.

Kegunaan utama dari hutan bakau yang paling besar adalah sebagai penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.

Hutan Bakau Sungai Bokor Rangsang Barat


Tumbuhan Penyusun utama Hutan Bakau
  1. Famili Acanthaceae (syn.: Avicenniaceae atau Verbenaceae) dengan spesies Avicennia (api-api).
  2. Famili Combretaceae dengan spesies Laguncularia, Lumnitzera (teruntum).
  3. Famili Arecaceae dengan spesies Nypa (nipah).
  4. Famili Rhizophoraceae dengan spesies Bruguiera (kendeka), Ceriops (tengar), Kandelia (berus-berus), Rhizophora (bakau).
  5. Famili Sonneratiaceae dengan spesies Sonneratia (pidada/pedade)


Hutan Bakau Sungai Bokor Rangsang Barat


Tumbuhan Penyusun minor Hutan Bakau
  1. Famili Acanthaceae dengan spesies Acanthus (jeruju), Bravaisia.
  2. Famili Bombacaceae dengan spesies Camptostemon.
  3. Famili Cyperaceae dengan spesies Fimbristylis (mendong).
  4. Famili Euphorbiaceae dengan spesies Excoecaria (kayu buta-buta).
  5. Famili Lythraceae dengan spesies Pemphis (cantigi laut).
  6. Famili Meliaceae dengan spesies Xylocarpus (nirih/nyirih).
  7. Famili Myrsinaceae dengan spesies Aegiceras (kaboa).
  8. Famili Myrtaceae dengan spesies Osbornia.
  9. Famili Pellicieraceae dengan spesies Pelliciera.
  10. Famili Plumbaginaceae dengan spesies Aegialitis.
  11. Famili Pteridaceae dengan spesies Acrostichum (paku laut).
  12. Famili Rubiaceae dengan spesies Scyphiphora.
  13. Famili Sterculiaceae dengan spesies Heritiera (dungun).


SEMOGA HUTAN BAKAU INDONESIA TETAP LESTARI.
TERMASUK JUGA HUTAN BAKAU DESA BOKOR SUNGAI BOKOR
SERTA HUTAN BAKAU RIAU, HUTAN RAWA GAMBUT RIAU LAINNYA


Sumber

2 komentar:

kak roni mengatakan...

PERTAMAXXXXXX

Arka Hardiansyah mengatakan...

Terimakasih Atas Kunjungannya kak roni

Posting Komentar

 
Design by DUTA MULTI KREASI INDONESIA | Design by Aprilino - Agen Pulsa Elektrik | DAFTAR HARGA PULSA